Pernahkah kita mendengar berbagai keluhan dari rekan kerja atau orang tua tentang anak yang memiliki nilai di bawah rata-rata atau tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik? Apa yang ada di benak kita saat mendengar hal tersebut? Dugaan awal biasanya mungkin IQnya rendah atau malas. Sebenarnya banyak hal yang mungkin terjadi pada anak didik apabila mereka memiliki pencapaian akademik yang rendah.
Hampir di setiap sekolah memiliki siswa yang mengalami kesulitan belajar. Berbagai label sering terucapkan kepada siswa yang tidak bisa memenuhi standar yang diinginkan oleh guru atau sekolah. Perlukah kita melihat lebih jauh apa yang menjadi faktor kendalanya?
Faktor kesulitan belajar tersebut adalah:
- adanya hambatan belajar secara fisik, lingkungan, genetis, penyakit ataupun pola asuh keluarga
- metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan kebutuhan belajarnya
- gaya belajar siswa yang unik
Kendala di atas dapat diantisipasi apabila kita mengetahui ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami oleh siswa seperti berikut ini:
1. Gangguan persepsi visual:
- melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskan kembali
- sering tertinggal huruf dalam menulis
- menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya ibu jadi ubi
- sulit memahami kanan dan kiri
- bingung membedakan antara obyek dengan latar belakang
- sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki, dan lain-lain)
2. Gangguan persepsi auditori
- sulit membedakan bunyi: menangkap secara berbeda apa yang didengarnya
- sulit memahami perintah teruteama perintah yang diberikan dalam jumlah banyak dan kalimat yang panjang
- bingung dan kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah informasi sudah mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya
3. Gangguan bahasa
- sulit menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya
- sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan
4. Gangguan persepsi -motorik
- kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, menempel, menulis rapi, memotong, dll )
- memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam eraknya
5. Hiperaktivitas
- sukar mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam)
- berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa menyelesaikan terlebih dahulu
- impulsif
- tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting
- tidak teratur, karena tidak memiliki urutan-urutan dalam proses berpikir
- perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (melamun/berhayal saat belajar di kelas)
Bila kita menemukan anak didik yang memiliki ciri seperti di atas, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah:
- berkoordinasi dengan orang tua agar melakukan konsultasi sengan psikolog/terapis/dokter
- melakukan perubahan strategi pengajaran disesuaikan kebutuhannya
terima kasih infonya, mohon izin copy ya…
silakan, mohon cantumkan sumbernya. semoga bermanfaat.
postingan ini sangat membantu saya. mohon izin mau copy dikit ya. tq
kunjungi jga blog saya : http://Rosmawatsuhartono.blogspot.com
anak saya berusia 6 menuju 7 thn, ciri2 diatas sama dng kelainan anak saya itu, apakah kelainan itu bisa normal kembali tanpa harus terapi?..,
very good infrm…….. thks
ni sumberx mn ? biar lebih bermanfaat. makasi infox,,,,
[…] https://mutiaraendah.wordpress.com/2010/01/10/ciri-ciri-kesulitan-belajar/ […]
[…] https://mutiaraendah.wordpress.com/2010/01/10/ciri-ciri-kesulitan-belajar/ […]